Rabu, 22 Februari 2023

Nusakambangan

Foto saya di depan Monumen Nusakambangan setelah melewati Dermaga Sodong sebagai Pulau Penjara. Di bagian belakang monumen ini tertulis tanggal 11-10-43 dan nama R. Suminto. Monumen ini jika diartikan telah terjadi peristiwa pada tanggal 11 Oktober 1943 pada masa pendudukan Jepang.

Menurut cerita turun-temurun, Nusakambangan sebelum ditetapkan sebagai Pulau Penjara, pulau ini memiliki aktivitas kehidupan seperti halnya pulau berpenghuni pada umumnya. Hal ini bisa ditelusuri melalui pemakaman yang ada di Nusakambangan.

Berdasar catatan di Jeruklegi, Cilacap tanggal 1 Oktober 1976, Wangsengrana adalah seorang Demang yang bertugas menjaga pantai bagian barat Cilacap dan diberi prajurit yang dikepalai Ki Jaga Resmi. Kedua makam tersebut berada di daerah Aseman dan Pasuruan, Nusakambangan.

Wangsengrana adalah cucu dari Pangeran Sutacandra, putra dari Raja Mataram, dari isteri selir. Sedangkan makam Pangeran Sutacandra dan keturunan lainnya seperti Demang Pancamanis, Demang Cilibang berada di Jeruklegi.

Berdasar perjanjian di Donan 12 Juli 1706 Nusakambangan, Segara Anakan dan sebagian wilayah Cilacap Barat termasuk Dayeuluhur sejak itu jatuh ke tangan VOC di Karesidenan Cirebon. Sedangkan Donan saat ini berada di barat laut Alun-alun Kota Cilacap.

VOC di Batavia mengirim ekspedisi ke Nusakambangan 5 Agustus 1738 setelah adanya laporan jika Kapal Inggris “Royal George” memuat kopi dan mutiara dari Segara Anakan

Pada tahun 1819 sebanyak 30 pasukan Artileri ditempatkan di Nusakambangan, lalu pada tahun 1830 sebanyak 21 pasukan Artileri, 64 pasukan Infantri dan 1 tenaga kesehatan ditempatkan di Nusakambangan. Baru pada tahun 1836 kemungkinan konstruksi Benteng Karang Bolong di ujung timur Nusakambangan dan Benteng Banjoe Njappa dimulai

Dalam sebuah laporan Komandan dan Direktur dari Komisi Nusakambangan berupa salinan tertanggal 25 Agustus 1831, Letnan AL Belanda Klase 2, P de Perez menyebut nama-nama daerah yang ada di Nusakambangan diantaranya Selok Batur, Karang Bolong, Pasuruan, Gedang, Cipatal, Ciawitali, dll. Hal ini menunjukkan adanya aktivitas penduduk pada masa itu.

Nusakambangan ditetapkan sebagai Pulau Penjara pada masa kolonial tahun 1908 setelah penelitian beberapa pulau di Hindia Belanda seperti Nusa Barung di Jawa Timur, Prinsen Eiland di Ujung Kulon dan Krakatau di Selat Sunda. Adapun dasar penetapan Nusakambangan sebagai Pulai Penjara dapat dilihat dalam Staatsblad Van Nederlandsch Indie tahun 1908 No 221.

Foto saya di depan puing-puing bangunan rumah dan kantor Kepala Penjara jaman kolonial di daerah Candi, Nusakambangan.

Ke arah baratnya terdapat sebuah Masjid At-Tawa berada di atas bukit Candi, Nusakambangan. Masjid ini selesai dibangun 17 Oktober 1968 diprakarsai oleh Direktur Lembaga Pemasyarakatan khusus Nusakambangan, Bapak S. Brotokoesoemo dan dilaksanakan oleh panitia pendiri masjid, Bapak Moch. Samingan. Selain itu, di Nusakambangan juga terdapat gereja.

Dari Masjid At-Taqwa jalan menanjak berkelok menuju Bukit Nirbaya, di sisi kanan dan kiri hutan lebat. Sampai di Bukit Nirbaya, di sebelah kiri menerobos hutan, semak berduri tajam terdapat puing-puing bangunan Belanda dan di depannya terdapat longsoran dari bekas taman. Jika melihat dari arsiteknya, tampak penghuninya dulu berasal dari kalangan atas.

Profil (1969) Kepala Lapas Karanganyar dan Kepala Polisi Khusus Nusakambangan, Bapak Josef Sanger. Beliau memiliki seorang putra tunggal yang saat Ini berusia 68 tahun di Jalan Duwet, Cilacap.

Peta Mutean, Kampung Laut dimana sebagian leluhur saya berasal dan Daerah Ketapang di Nusakambangan dimana mereka dimakamkam.

Sumber :

de Haan, Dr. F. Priangan, De Preanger – Regentchappen Onderhet Nederlandsch Bestuur Tot 1811, Batavia, 1910 – 1912 Deel 3, halaman. 338

de Perez P. Rapport van den Luitenant ter Zee, der 2 de Klasse van de Nederl Marine, Batavia, 1831.

Anonim. History of The Fortress at Cilacap. Java. 1819 – 1942

Djawatan Geologi Bandung. Peta Nusakambangan 1943 Bandung, 1943

Hartoyo, S. Ki Ageng Sutacandra. Jeruklegi, Cilacap, 1976.

Wibowo, M.U. Nusakambangan Dari Poloe Boei Menuju Pulau Wisata, Mitra Gama Widya, Yogyakarta, 2001.

Samingan. Usulan Proposal Tesis S-2. Poeloe Boei Sebagai Poeloe Penjara, Sejarah dan Perkembangannya Nusakambangan sebagai Lembaga Pemasyarakatan di Cilacap Tengah Tahun 1908 – 1964. UGM, Yogyakarta, 2009.

Schilder, Gunter. The Charting of the South Coast of Java. Archipel 22, 1981, halaman 87 – 104.

Matur Agunging Panuwun Pak Budi Wibowo.

Tidak ada komentar: